.
Hadits ke-I
Dari Utsman r.a., Rasulullah saw. bersabda, "Sebaik-baik kamu adalah orang yang belajar Al-Qur'an dan mengajarkannya." (Bukhari, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa'i, Ibnu Majah).
Faedah
Dalam sebagian besar kitab, hadits ini diriwayatkan dengan menggunakan huruf wa j (dan), sebagaimana terjemahan di atas. Dan keutamaan yang disebutkan menurut terjemahan di atas diperuntukkan bagi orang yang belajar Al-Qur'an dan mengajarkannya kepada orang lain. Namun di dalam beberapa kitab lainnya, ada yang diriwayatkan dengan menggunakan huruf aw }\ (atau), sehingga apabila diterjemahkan akan memiliki arti, "Yang terbaik adalah yang belajar Al-Qur'an saja' atau yang mengajarkan Al-Qur'an saja." Keduanya akan mendapatkan derajat yang utama.
Al-Qur'an adalah inti agama. Menjaga dan menyebarkannya berarti menegakkan agama, sehingga sangat jelas keutamaan mempelajari dan mengajarkannya, walaupun bentuknya berbeda-beda. Yang paling sempurna adalah mempelajarinya, dan akan lebih sempurna lagi jika mengetahui maksud dan kandungannya. Dan yang terendah adalah sekadar mempelajari bacaannya saja. Rasulullah saw. menguatkan hadits di atas dengan sebuah hadits dari Sa'id bin Sulaim rah.a. secara mursal bahwa barangsiapa mempelajari Al-Qur'an, tetapi ia menganggap bahwa orang lain yang telah diberi kelebihan yang lain lebih utama darinya, berarti ia telah menghina nikmat Allah swt. yang dikaruniakan kepadanya, yaitu taufik untuk mempelajari Al-Qur'an.
Sebagaimana akan diterangkan dalam hadits-hadits selanjutnya, Al-Qur'an itu lebih tinggi daripada kalam lainnya sehingga diyakini bahwa membaca dan mengajarkannya itu lebih utama daripada segalanya. Disebutkan di dalam hadits lainnya oleh Mulia Ali Qari rah.a., bahwa barangsiapa yang menghafal Al-Qur'an, maka ia telah menyimpan ilmu kenabian di dalam kepalanya. Sahal Tustari rah.a. berkata, "Tanda-tanda cinta kepada Allah swt. adalah menanamkan rasa cinta terhadap Al-Qur'an di dalam hatinya." Diterangkan dalam Syarah Al-Ihya bahwa di antara golongan orang yang mendapatkan naungan Arsy Ilahi pada hari Kiamat yang penuh ketakutan adalah orang yang mengajarkan Al-Qur'an kepada anak-anak dan orang yang mempelajari Al-Qufan ketika kanak-kanak, dan selalu menjaganya pada masa tuanya.
Sumber : Fadha'il Qur'an
Oleh : Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi.
.