22 Februari 2012

Kisah Nenek Yang Ikhlas


.
Seorang nenek harus berjalan jauh ke pasar di kota untuk menjual bunga cempaka. Itulah kerja hariannya. 

Selepas berjualan, beliau singgah dahulu ke masjid di kota untuk bersolat zuhur. Selepas berdoa dan berwirid sekadarnya, nenek itu akan terlebih dahulu membersihkan dedaunan yang berserakan di halaman masjid. Ini dilakukannya setiap hari di bawah terik matahari. Setelah semua dedaunan itu dibersihkan barulah beliau pulang ke desanya. Jemaah dan pengelola masjid kasihan melihat rutinitas nenek yang demikian. 

Suatu hari, pengurus masjid memutuskan untuk membersihkan dedaunan yang berserakan di halaman masjid sebelum nenek itu datang. Fikirnya, usaha itu akan membantu nenek tadi agar tidak perlu bersusah payah membersihkan halaman masjid itu. 

Rupanya, niat baik itu telah membuat nenek tersebut menangis sedih. 

Dia memohon supaya dia terus diberi kesempatan membersihkan halaman masjid seperti biasa. 

Akhirnya, pihak masjid terpaksa membiarkan situasi berjalan seperti biasa supaya nenek itu tidak bersedih lagi. 

Satu ketika saat ditanya oleh seorang kiyai mengapa nenek tersebut melakukan hal itu, nenek tersebut menjawab: 

“Saya ini perempuan bodoh, kiai. Saya tahu amal-amal saya yang kecil ini mungkin juga tidak benar dijalankan. Saya tidak mungkin selamat pada hari kiamat tanpa syafaat Rasulullah sollallahu `alaihi wasallam". 

 “Setiap kali saya mengambil selembar daun, saya ucapkan satu sholawat kepada Rasulullah sollallahu `alaihi wasallam. Kelak jika saya mati, saya ingin Rasulullah menjemput saya."

 “Biarlah semua dedaunan ini bersaksi bahwa saya telah membacakan selawat kepadanya.” 



 Allah SWT berfirman :  

“Sesungguhnya Allah dan Malaikat-Nya bershalawat kepada Nabi. Wahai orang-orang yang beriman bershalawat salamlah kepadanya”. (QS Al-Ahzab 33: 56)

Rasulullah SAW bersabda : 

 “Tidak seorang pun yang memberi salam kepadaku kecuali Allah akan menyampaikan kepada ruhku sehingga aku bisa menjawab salam itu”. (HR Abu Dawud dari Abu Hurairah. Ada di kitab Imam an-Nawawi, dan sanadnya shahih). 

Mudah-mudahan kita dapat sama-sama menghayati keikhlasan sifat nenek yang mulia itu.
Amin!



Source : Cahayamukmin

.