.
Y A K I N
.
28 April 2012
27 April 2012
25 April 2012
KEUTAMAAN AL-QUR'AN - Hadist Ke - 5
.
Hadits ke-5
Dari Ibnu Umar r.huma, Rasulullah saw. bersabda, "Tidak dibenarkan hasad (iri hati), kecuali terhadap dua orang: Seseorang yang dikaruniai oleh Allah (kemampuan menghafal/membaca) Al-Qur'an, lalu ia membacanya pada malam dan siang hari. Dan seseorang yang dikaruniai harta oleh Allah, lalu ia menginfakkannya malam dan siang hari." (Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa'i).
Faedah
Pada umumnya banyak dinukilkan di dalam Al-Qur'an dan hadits mengenai keburukan hasad, yang hukumnya mutlak dilarang. Sedangkan menurut hadits di atas, ada dua jenis orang yang kita dibolehkan hasad kepadanya. Disebabkan demikian banyak riwayat terkenal mengenai keharamannya, maka alim ulama menjelaskan hasad dalam hadits ini dengan dua maksud:
1. Hasad dengan makna risyk yang dalam bahasa Arab disebut ghibtah. Adapun perbedaan antara hasad dan ghibtah adalah: hasad ialah jika seseorang mengetahui ada orang lain yang memiliki sesuatu, maka ia ingin agar sesuatu itu hilang dari orang tersebut, baik ia mendapatkannya atau tidak. Sedangkan ghibtah ialah seseorang yang ingin memiliki sesuatu secara umum, baik orang lain kehilangan ataupun tidak. Oleh sebab itu, secara ijma', hasad adalah haram. Dan alim ulama mengartikan makna hadits di atas sebagai ghibtah yang dalam urusan keduniaan dibolehkan, sedangkan dalam masalah agama adalah mustahab (lebih disukai).
KEUTAMAAN AL-QUR'AN - Hadist Ke - 4
.
Hadits ke-4
DariAisyah r.ha., Rasulullah saw. bersabda, "Orang yang ahli dalam Al-Qur'an akan bersama para malaikat pencatat yang mulia lagi benar. Dan orang yang terbata-bata membaca Al-Qur'an serta bersusah payah (mempelajarinya), maka baginya pahala dua kali." (Bukhari, Muslim, Abu Dawud).
Faedah
Yang disebut 'orang yang ahli dalam Al-Qur'an' adalah orang yang hafal Al-Qur'an dan senantiasa membacanya, apalagi dengan memahami arti dan maksudnya. Dan yang dimaksud 'bersama-sama malaikat' adalah, ia termasuk golongan yang memindahkan Al-Qur'anul-Karim dari Lauhul Mahfudz dan menyampaikannya kepada orang lain melalui bacaannya. Dengan demikian, keduanya memiliki pekerjaan yang sama. Juga dapat berarti: Ia akan bersama para malaikat pada hari Mahsyar nanti. Dan orang yang terbata-bata membaca Al-Qur'an akan memperoleh dua pahala; satu pahala karena bacaannya, dan satunya lagi karena kesungguhannya mempelajari Al-Qur'an berkali-kali. Tetapi bukan berarti pahalanya akan melebihi pahala ahli Al-Qur'an. Orang yang ahli membaca Al-Qur'an tentu akan memperoleh derajat istimewa, yaitu bersama para malaikat khusus. Maksud yang sebenarnya, bahwa dengan bersusah payah mempelajari Al-Qur'an akan menghasilkan pahala ganda, sehingga tidak semestinya kita meninggalkan bacaan Al-Qur'an, walaupun menghadapi kesulitan dalam membacanya.
KEUTAMAAN AL-QUR'AN - Hadist Ke - 3
.
Hadits ke-3
Dari Uqbah bin 'Amir r.a., ia berkata, "Rasulullah saw. keluar dan menemui kami di Shuffah. Beliau bersabda, 'Siapakah di antara kalian yang suka setiap pagi pergi ke pasar Buthan atau Aqiq, kemudian pulang membawa dua ekor unta betina yang berpunuk besar tanpa berbuat dosa atau memutuskan silaturrahmi?' Maka kami menjawab, 'Ya Rasulullah, setiap kami menyukainya. * Sabda Beliau, 'Mengapa salah seorang dari kalian tidak pergi pada pagi hari ke masjid lalu belajar atau membaca dua ayat Al-Qur'an, (padahal) itu lebih baik baginya daripada dua ekor unta betina, tiga ayat lebih baik daripada tiga ekor unta betina, empat ayat lebih baik daripada empat ekor unta betina dan seterusnya, sejumlah ayat yang dibaca mendapat sejumlah unta yang sama." (Muslim, Abu Dawud).
Faedah
Shuffah adalah sebuah lantai khusus di masjid Nabawi, tempat orang-orang miskin Muhajirin tinggal di sana. Jumlah sahabat ahlush-shuffah selalu berubah dari waktu ke waktu. Allamah As-Suyuthi rah.a. telah menulis seratus satu nama sahabat yang tinggal di Shuffah, dan ia menulis tentang mereka di dalam risalah tersendiri. Sedangkan Buthhan dan Aqiq adalah nama dua tempat di Madinah sebagai pasar perdagangan unta. Orang Arab sangat menyukai unta, terutama unta betina yang berpunuk besar.
Maksud 'tanpa berbuat dosa' adalah tanpa suatu usaha. Bukan sebagaimana harta seseorang yang dapat bertambah banyak melalui pemerasan atau mencuri dari orang lain, atau dari merampas warisan sesama saudara. Oleh sebab itu, Rasulullah saw. menafikan semua cara itu, yaitu tanpa bersusah payah sama sekali atau berbuat dosa. Semua orang tentu senang memperolehnya, tetapi disebutkan bahwa mempelajari beberapa ayat Al-Qur'an itu lebih baik dan lebih utama daripada mendapatkan semua itu. Hendaknya kita meyakini bahwa seekor atau dua ekor unta sama sekali tidak sebanding, bahkan walaupun dibandingkan dengan satu kerajaan seluas tujuh benua, semua pasti akan ditinggalkan. Jika bukan hari ini tentu pada hari esok, ketika maut menjemput, pasti semuanya terpaksa harus berpisah. Sebaliknya, pahala membaca satu ayat Al-Qur'an akan bermanfaat selama-lamanya. Dalam urusan keduniaan kita dapat menyaksikan bahwa seseorang yang diberi satu rupiah tanpa beban tanggung jawab apa pun akan lebih senang daripada dipinjami seribu rupiah agar disimpan olehnya, tetapi kelak akan diambil lagi karena ia terbebani amanah tanpa mendapatkan manfaat sedikit pun.
KEUTAMAAN AL-QUR'AN - Hadist Ke - 2
.
Hadits ke-2
Dari Abu Sa'id r.a., bersabda Rasulullah saw., "Rabb Tabaraka wa Ta'ala berfirman, 'Barangsiapa disibukkan dengan Al-Qur'an daripada berdzikir dan berdoa kepada-Ku, niscaya Aku beri ia sesuatu yang terbaik yang Aku berikan kepada orang yang meminta kepada-Ku. Dan keutamaan Kalamullah terhadap kalam lainnya seperti keutamaan Allah terhadap makhluk-Nya." (Tirmidzi, DaramitBaihaqi).
Faedah
Seseorang yang sibuk menghafal, mempelajari, atau memahami Al-Qur'an sehingga tidak sempat berdoa, maka Allah swt. akan memberinya sesuatu yang lebih utama daripada yang telah diberikan kepada orang yang berdoa. Sebagaimana dalam urusan keduniaan, jika seseorang akan membagikan kue atau makanan kepada orang banyak, lalu ia memilih seseorang untuk membagikannya, maka bagian untuk orang yang bertugas membagikannya akan disisihkan terlebih dulu. Mengenai kesibukan orang yang selalu membaca Al-Qur'an telah disebutkan di dalam hadits lain, bahwa Allah swt. akan mengaruniakan kepadanya pahala yang lebih baik daripada pahala orang yang selalu bersyukur.
KEUTAMAAN AL-QUR'AN - Hadist Ke - I
.
Hadits ke-I
Dari Utsman r.a., Rasulullah saw. bersabda, "Sebaik-baik kamu adalah orang yang belajar Al-Qur'an dan mengajarkannya." (Bukhari, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa'i, Ibnu Majah).
Faedah
Dalam sebagian besar kitab, hadits ini diriwayatkan dengan menggunakan huruf wa j (dan), sebagaimana terjemahan di atas. Dan keutamaan yang disebutkan menurut terjemahan di atas diperuntukkan bagi orang yang belajar Al-Qur'an dan mengajarkannya kepada orang lain. Namun di dalam beberapa kitab lainnya, ada yang diriwayatkan dengan menggunakan huruf aw }\ (atau), sehingga apabila diterjemahkan akan memiliki arti, "Yang terbaik adalah yang belajar Al-Qur'an saja' atau yang mengajarkan Al-Qur'an saja." Keduanya akan mendapatkan derajat yang utama.
Al-Qur'an adalah inti agama. Menjaga dan menyebarkannya berarti menegakkan agama, sehingga sangat jelas keutamaan mempelajari dan mengajarkannya, walaupun bentuknya berbeda-beda. Yang paling sempurna adalah mempelajarinya, dan akan lebih sempurna lagi jika mengetahui maksud dan kandungannya. Dan yang terendah adalah sekadar mempelajari bacaannya saja. Rasulullah saw. menguatkan hadits di atas dengan sebuah hadits dari Sa'id bin Sulaim rah.a. secara mursal bahwa barangsiapa mempelajari Al-Qur'an, tetapi ia menganggap bahwa orang lain yang telah diberi kelebihan yang lain lebih utama darinya, berarti ia telah menghina nikmat Allah swt. yang dikaruniakan kepadanya, yaitu taufik untuk mempelajari Al-Qur'an.
Langganan:
Komentar (Atom)